Penggunaan Gula Melaka

Gula melaka telah menjadi bagian penting dari masakan Malaysia dan Singapura. Gula ini digunakan dalam berbagai hidangan tradisional, termasuk kue-kue, minuman, dan saus. Selain itu, pemanis warna coklat ini juga digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan rempah-rempah dan saus khas Malaysia seperti kicap manis dan sambal.

Gula merah juga terkenal karena khasiatnya yang baik untuk kesehatan. Terutama berkat kandungan mineral seperti kalsium, besi, fosfor, dan kalium yang diperlukan untuk kesehatan tulang dan otot.

Gula melaka adalah salah satu jenis pemanis tradisional yang berasal dari daerah Malaka di Malaysia. Gula ini terbuat dari nira kelapa yang dimasak hingga menghasilkan kristal gula merah dan gula cetak (padat). Ketika Belanda mengambil alih kekuasaan dari Portugis, bahan baku gula merah berubah dari kelapa jadi tebu.

Sejarahnya bermula pada masa penjajahan Portugis di Melaka pada abad ke-16. Saat ini, gula merah telah menjadi bagian penting dari masakan Malaysia dan Singapura dan juga dikenal karena khasiatnya yang baik untuk kesehatan.

Arenga Indonesia, produsen gula aren di Tangerang. Chats by WA 0819 32418190

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, terdapat banyak jenis gula yang dimasak sehari-hari, salah satunya adalah gula aren. Mengutip jurnal Pengolahan Nira Aren Menjadi Gula Kristal dari balitka.litbang.pertanian.go.id, sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 50 persen dari kebutuhan konsumsi gula nasional. Sehingga diperlukannya fokus lebih untuk pengolahan gula aren untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.

Gula aren merupakan gula yang terbuat dari bahan baku air nira yang diperoleh dari pohon enau. Hasil olahan nira yang diolah menjadi gua aren ini biasanya dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan kecap manis, wedang jahe, bubur kacang hijau, dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses pengambilan nira diawali dengan pengetokan tangkai bunga dari pangkal pohon ke arah tandan bunga. Proses ini dilakukan selama satu bulan atau sampai bunga berguguran.

Diawali dengan rentang waktu pada pekan pertama yakni dua kali dalam seminggu. Setelah itu, dilanjutkan satu kali dalam sepekan hingga tandan bunga berguguran. Tahap ini dilanjutkan untuk melemaskan pori pori atau jalur air nira yang akan keluar.

Setelah itu dilakukan penyadapan, yaitu proses pengambilan air nira dari pohonnya. Pohon enau yang siap disadap ditandai dengan aroma harum yang dikeluarkannya. Wangi itu berasal dari tanda bunga jantan yang berdampingan tumbuh dengan tanda bunga betina.

Ilustrasi jamu wedang jahe. TEMPO/Subekti.

Air nira yang telah terkumpul disaring terlebih dahulu agar lebih bersih. Lalu dibawa ke tempat masak. Air nira yang telah disaring akan direbus di atas wajan dengan api sedang. Cairan gula ini harus sering diaduk selama direbus.

Lama pemasakan sekitar 4-5 jam, tergantung bentuk tungku dan besarnya api. Nira aren yang sedang dimasak diaduk sesekali agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit. Ketika mendidih, nira yang sedang dipanaskan ini akan mengeluarkan buih. Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, taburkan dua butir daging buah kemiri yang telah dihaluskan pada setiap wajan. Cara lainnya adalah dapat menggunakan dua sendok minyak kelapa.

Setelah direbus beberapa lama, cairan gula akan berubah warna secara perlahan menjadi warna cokelat. Cairan gula yang sudah berubah warna kecokelatan akan mengeluarkan letupan-letupan kecil seperti magma.

Gula aren yang sudah membeku di cetakan dibiarkan satu malam hingga dingin, baru bisa dibungkus. Jika gula aren dibungkus dalam keadaan panas, gula akan menjadi lembab dan mudah berjamur.

Cara tradisional membungkus gula aren biasanya menggunakan daun pisang, upih pinang, daun jati, dan perangkat alami lainnya. Tapi, perajin yang lebih modern akan membungkus gula aren menggunakan plastik bertuliskan dengan merk dagangnya. Setelah itu gula aren akan didinginkan sebelum kemudian dibungkus dan dikonsumsi.MUHAMMAD SYAIFULLOH Baca juga: Tak hanya Gizi dan Tekstur, Ini Perbedaan Gula Aren dan Gula Merah

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

Gula Merah / Gula Melaka / Gula Nira Aren / Gula Nira Aren . Gula Merah / Gula Melaka / Gula Nira Aren / Gula Nira Aren. Gula merah merupakan salah satu bahan yang penting bagi masakan maupun minuman khas Indonesia karena memiliki aroma dan rasa manis yang berbeda dengan gula lainnya. Berbagai jenis gula merah tersedia di pasaran. Warna merah pada gula diperoleh secara alami tanpa tambahan bahan pewarna. Selain itu, gula merah ini juga terjamin keamanannya karena tidak melibatkan bahan pengawet dalam proses pembuatan.

Kalau sedang traveling di Kuala Lumpur, Melaka, Penang atau di bagian mana saja di Malaysia, Sobat Arenga menemukan banyak jajanan dengan konten gula merah. Ada Sago Gula Melaka, Kue Onde-onde yang mirip Klepon, Kuih Ketayap yang mirip dadar gulung, dan masih banyak lagi. Pemanis berwarna coklat ini di Malaysia disebut Gula Melaka.

Disebut demikian karena pemanis ini sejarahnya berawal dari negara bagian Malaysia yang disebet Melaka. Sebelumnya dikenal sebagai Malaka dan terletak di Pesisir Barat Semenanjung Malaysia.

Aslinya, gula Melaka adalah gula merah versi Malaysia dan terbuat dari nira kelapa. Cairan manis yang berasal dari tangkai mayang kelapa itu dimasak sampai kental sehingga menghasilkan gula merah padat atau kristal gula bubuk seperti gula pasir.

Dengan alasan ekonomis, kemudian Belanda merubahnya jadi berbahan baku dari tebu.

Sejarah gula merah di Malaysia bermula pada masa penjajahan Portugis di Melaka pada abad ke-16. Ketika itu, para pedagang Portugis memperkenalkan teknik pembuatan gula merah yang mereka bawa dari India. Negara yang masuk gugusan Negeri Asia Selatan, India, ini memang sudah berabad-abad menggunakan gula merah yang mereka sebut jaggery. Bahkan dalam pengobatan Ayuverda jaggery salah satu konten yang tak boleh ketinggalan.

Dalam bahasa Portugis, gula merah disebut “açúcar mascavado”, yang artinya adalah gula merah yang belum disaring. Mengapa kemudian dikenal sebagai “gula Melaka” karena banyak diproduksi di Melaka. Ditambah lagi jadi salah satu bahan utama dalam perdagangan internasional.

Pada abad ke-17, Belanda mengambil alih Pesisir Barat Semenanjung Malaysia dari Portugis dan melanjutkan produksi gula merah. Tapi bahannya tidak lagi dari nira kelapa melainkan dari tebu. Alasannya adalah sumber bahan baku lebih mudah karena masa panen lebih singkat, murah, dan sistem tanaman paksa.

Belanda meningkatkan teknik pembuatan gula merah di Melaka dengan menggabungkan teknologi dari India, Cina, dan Eropa. Agar bisnis gula merah lebih sustainable, Belanda menerapkan sistem tanam paksa tebu di daerah pedalaman untuk memastikan pasokan gula merah cukup untuk memenuhi permintaan pasar internasional.